Rabu, 30 Juli 2008

Parasit Pembawa Bencana

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Ada dua spesies Plasmodium yang dominan berkembang di Indonesia, yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Sedangkan Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae biasanya hanya ditemukan di wilayah Indonesia Timur.

Sebelum masuk ke tubuh manusia, Plasmodium menjalani daur hidup di tubuh Anopheles. Lalu nyamuk tadi menggigit manusia. Parasit menuju liver lewat aliran darah. Pada rahap awal atau stadium sizom, ia masuk ke sel-sel hati dan merusak sel liver. Sel liver pecah, keluarlah merozoit. Merozoit masuk ke sel darah merah (eritrosit). Ia membentuk lagi stadium sizom dalam sel darah tadi. Parasit berkembang biak dan merusak eritrosit.

Sebagian besar merozoit masuk kembali ke eritrosit lain yang sehat, dan sebagian kecil membentuk sel gamet jantan dan betina. Kedua gamet ini siap diisap nyamuk malaria betina melalui gigitan. Setelah terisap, ia melanjutkan siklus hidup di tubuh nyarnuk sebelum ditularkan lagi ke manusia (lihat ilustrasi).

Gejala klinis yang sering dirasakan penderita adalah demam, menggigil, sakit kepala, arthralgia (sakit persendian), muntah-rnuntah, anemia, dan kejang. Bila tak sege¬ra diobati, akan timbul gangguan kesadaran karena kuman sudah menginfeksi organ-organ vital.

Untuk mengatasinya, dulu digunakan kina. Tapi, sejak tiga tahun silam, kata Profesor Inge Santosa, parasitolog dari FKUI, kina sudah ditinggalkan. Kini memakai artemesinin. Untuk penderita yang belum parah, cukup diberikan artemesinin oral. Tapi, jika sudah berat, harus diberi obat berbentuk injeksi. (GATRA, 7 November 2007/ humasristek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Komentar Anda Ya !

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Elf Coupons